Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2017

HUJAN BULAN JUNI - Sepilihan Sajak (3)

HUJAN BULAN JUNI (Sapardi Djoko Damono - Hujan Bulan Juni, 104) tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan juni dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu dijalan itu tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu (1989) _______________________________ AKU INGIN (Sapardi Djoko Damono - Hujan Bulan Juni, 105) aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada (1989)

HUJAN BULAN JUNI - Sepilihan Sajak (2)

HUJAN TURUN SEPANJANG JALAN (Sapardi Djoko Damono - Hujan Bulan Juni, 18) hujan turun sepanjang jalan hujan rinai waktu musim berdesik-desik pelan kembali bernama sunyi kita pandang; pohon-pohon diluar basah kembali tak ada yang menolaknya. kita pun mengerti tiba tiba atas pesan yang rahasia tatkala angin basah tak ada bermuat debu tatkala tak ada yang merasa diburu-buru  (1967) _______________________________ PERCAKAPAN MALAM HUJAN (Sapardi Djoko Damono - Hujan Bulan Juni, 65) Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan payung, berdiri di samping tiang listrik. Katanya kepada lampu jalan “Tutuplah matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam” “Kau hujan memang suka serba kelam, serba gaib serta suara desah, asalmu dari laut, langit dan bumi, kembalilah, jangan menggodaku tidur. Aku sahabat manusia. Ia suka terang” (1973) _______________________________ KUHENTIKAN HUJAN (Sapardi Djoko Damono - Hujan Bulan Juni, 91) kuhentika

HUJAN BULAN JUNI - Sepilihan Sajak

HUJAN TURUN SEPANJANG JALAN (Sapardi Djoko Damono - Hujan Bulan Juni, 36) "Apakah yang kau tangkap dari swara hujan, dari daun-daun bugenvil basah yang teratur mengetuk jendela? Apakah yang kau tangkap dari bau tanah, dari ricik air yang turun di selokan?" Ia membayangkan hubungan gaib antara tanah dan hujan, membayangkan rahasia daun basah serta ketukan yang berulang. "Tak ada. Kecuali bayang - bayangmu sendiri dibalik pintu memimpikan ketukan itu, memimpikan sapa pinggir hujan, memimpikan bisik yang membersit dari titik air menggelincir dari daun dekat jendela itu. Atau memimpikan semacam suku kata yang akan mengantarmu tidur." Barangkali sudah terlalu sering ia mendnegarnya, dan tak lagi mengenalnya. (1969) ______________________________________ HUJAN DALAM KOMPOSISI, 2 (Sapardi Djoko Damono - Hujan Bulan Juni, 37) Apakah yang kita harapkan dari hujan? Mula mula ia di udara tinggi, ringan dan bebas, lalu mengkristal dalam dingin; kemud

a whole pain - that suffering you

Mengapa manusia hidup bersama? Aku mulai menanyakan itu Jika memang itu alasan bahagia, Bukankah sebelum bersama - masing masing manusia sudah hidup dengan bahagia? Mengapa orang orang butuh cinta? Apa itu membuatmu bahagia? Apa, tidak ada cinta yang membuat luka? Aku kenal satu itu, Cinta yang mencintainya saja membuat hatimu tersayat Memikirkannya saja membuatmu sesak bernafas Mencoba melupakannya adalah hal lebih buruk lagi, Dalam perjalanan menghapus yang terukir - kamu makin tertusuk pahitnya kenyataan lagi dan lagi, hingga kamu menderita - sendiri Aku sungguh kenal satu itu Cinta yang tanpa hentinya menyakiti Kamu hanya bisa menangis karenanya Susah atau senangnya - tak ada beda. Pada akhirnya, Itu hanya akan menyisakan bekas luka Yang tak tersembuhkan ,,meski mungkin bisa disembunyikan Jadi mengapa manusia harus hidup bersama? Aku mulai berfikir - Cinta itu Tidak benar benar nyata ada Apakah itu ilusi atas fatamorgana, menghibur diri - karena kit

RELEASE

Kepada wanita yang sedang menulis ini saat ini, Lepaskan saja, ....bebanmu itu *** Banyak draft berakhir di penyimpanan blog. Tanpa di publish. Banyak plot yang harusnya dipublish - akhirnya kembali menjadi draft. Begitu rupanya manusia, menjalani hidup. Saat mereka melakukan hal yang salah, mereka menghapusnya, atau - menyimpannya - tanpa ingin seorang pun tau. Bahwa itu seolah terlihat seperti terhapus - padahal tidak. Sama seperti isi postingan di Blog ini, Wanita yang biasa menuliskan isi di dalamnya - sedang kebingungan. Rupanya. Ia memilah mana draft dan hal yang boleh di publish. Mana yang akan ia simpan - dan - mana yang boleh orang tau keseluruhan. Ia yang berpura pura semua baik baik saja - padahal mungkin - nyatanya - tidak. Alih - alih mencoba bahagia Ia sadar, ia hanya berlari. Mencoba mencari tempat yang tenang - lagi - setelah riuh dan gaduhnya hidup semakin menyakiti. Ironinya - ia kini sangat dicintai - tapi ia bahkan tak tau harus melakukan apa sel